Jumat, 31 Oktober 2014

Tiga cara mendapatkan foto superstabil

Shutter speed cepat

Atasi goyah  shutter speed cepat.

Pengaturan ini bisa dicapai dengan menggunakan modus aperture priority dan memilih aperture lebih besar, misalnya mengganti dari f/16  ke f/8. Bisa juga meningkatkan ISO dari ISO 100 ke 400,misalnya.



Gunakan tripod

Sangga kamera dengan tangan memang cepat dan nyaman, dan tak masalah jika cahaya matahari memadai. Tapi, untuk mencegah kamera goyah, cara terbaik adalah memasangkan kamera pada tripod. Tripod akan memberikan pondasi kokoh.



Remote release

Gerakan kamera juga bisa disebabkan karena menekan tombol shutter secara keras, sehingga foto menjadi kabur ketika merekam pada shutter speed lambat. Gunakan remote shutter release untuk mengoprasikan kamera tanpa menyentuhnya.

Tips pemotretan agar gambar lebih tajam dengan disangga tanggan



Berikut ini cara efektif untuk memperbaiki tingkat keberhasilan saat memotret tanapa menggunakan tripod

Atur lensa dengan benar

Jika lensa memiliki cincin mount tripod, putarlah cincin tersebut agar kakinya berada di atas lensa. Dengan demikian, anda bias memutar lensa dengan tangan kiri agar pegangan lebih stabil. Atau, lepaskan semuanya saat perekaman dengan kamera di sangga tangan. Aktifkan stabilisasi gambar dan selalu pastikan untuk memilih modus yang memperbaiki gerakan di segala arah jika system menawarkan opsi tersebut.

Mencari penahan
Lilitkan tali kamera (strap) mengelilingi tangan kanan anda dan tarik agak kuat untuk memperkuat kestabilan. Berdirilah denga kaki direnggangkan selebar bahu, posisikan siku dekat tubuh dan tekan viewfinder eyecup ke wajah. Menggeser jari ke tombol shutter kamera akan lebih baik daripada menekannya kuat-kuat agar bagian kanan kamera tidak terlalu tertekan ke bawah.

Bersandar
Untuk mendapatkan foto lebih tajam, carilah benda yang kokoh untuk menyandarkan kamera, lensa, atau tubuh. Menggambil posisi rendah juga bisa membantu, terutama denganlensa yang ukuranya lebih panjang dan lebih berat.  Cobalah berbaring di atas tanah dan menyandarkan kamera k etas kamera. Atau, cobalah berlutut dengan kaki kanan di atas tanah dan siku kiri di atas lutut kiri.

Kamis, 30 Oktober 2014

Jaga Kebersihan Kamera



Partikel debu pada sensor menjadi masalah dalam fotografi digital, membuat foto-foto yang mestinya bagus menjadi rusak dan harus di bersihkan di photoshop. Hamper semua SLR mempunyai system pembersih sensor yang tertanam di dalam kamera, tapi seringnya system ini kurang efektif.

Full-frame SLR yang lebih terjangkau juga memiliki sensor lebih besar, sehingga pembersihan rutin menjadi prioritas. Tapi, pekerjaan ini tidak bisa di anggap enteng. Bagian dalam kamera modern sangat rentan dan tentunya kita tidak ingin merusak bagian yang bergerak atau elemen elektronik apa pun selama proses pembersihan tersebut.

Dalam panduan ini, saya akan memberitahukan cara yang benar untuk membersihkan bagian dalam SLR, menggunakan alat sederhana yang banyak di jual di toko peralatan fotografi.



Mengunci

matikan lensa, lepaskan lensa dan kunci mirror internal. Keluarkan alat pembersih sebelum mulai untuk meminimalkan waktu ketika kamera tanpa lensa.



Meniup

ambil blower dan tiupkan debu yang menempel. Jangan sampai ujung blower mengenai sensor atau bagian dalam kamera. Pegang kamera dengan lensa mount menghadap kebawah untuk menghindari masuknya debu.



Membersihkan sensor

Pilih  pel  pembersih yang berukuran pas untuk sensor SLR anda dan masukan pel tersebut dan sapukan di sepanjang sensor dengan lembut.



Mengecek hasil

Usai melakukan pembersihan, pasang kembali lensa pada bodi SLR dan buat foto percobaan dengan merekam kertas putih polos untuk memastikan debu pada sensor telah hilang. Aperture sempit f/22 akan menampilkan sisa kotoran tertinggal.

Foto Warna



Foto warna


Sejak ditemukan nya fotografi para ilmuwan berusaha menemukan formula untuk menghasilkan foto berwarna karena memang sesunguhnya yang dilihat oleh manusia adalah penuh warna.
Tapi baru pada tahun 1936 Kodachrome diluncurkan ke masyarakat. Film jenis positive ini (film slide) selain mahal harganya, juga masih harus di proses di pabrik Kodak.

Film negative pertama kali juga di keluarkan oleh Kodak dengan nama kodakcolor pada tahun 1942. Meski yang pertama kali mengeluarkan film berwarna ke masyarakat adalah Kodak, tetapi sebenaranya teknologi yang di pergunakan adalah penemuan pabrik Agfa pada tahun 1936.

Sebelum foto berwarna popular di masyarakat umum, para fotografer banyak yang mewarnai fotonya secara manual dengan mengecatnya (hand coloring) menggunakan zat perwarna semacam cat cair.



Sejarah foto warna


1861                       : foto berwarna permanen pertama oleh james clerk Maxwell.

1877                       : Louis Ducos du Hauron berexperimen dengan teknik substractive color.

1891                       : lipmann process.

1896                       : Joly color screen.

1907                       : Auto chrome (dipatenkan tahun 1904)

1908                       : Dufaycolor (color transparancies)

1908                       : finaly color (transparancies)

1900-15                 : Prokudin Gorskii’s dokumentasi fotografi berwarna di rusia.

1920                       : Tri color carbon prints

1935                       : kodachrome (16 mm motion picture film).

1936                       : kodachrome (film 35 mm still film/untuk foto)

1936                       : Agfacolor (transparency)

1940                       : Ektachrome (slide film)

1941                       : kodacolor (color negative film)

1942                       : Dye transfer prints

1985                       : polacolor oleh Polaroid

Minggu, 19 Oktober 2014

Resolusi Kamera


jumlah pixel yang digunakan untuk memotret sebuah gambar dikenal sebagai pexel count atau resolution. Jumlah pixel yang digunakan untuk merekam sebuah gambar adalah penting, dan menentuan seberapa besar gambar tersebut dapat dipajang atau di cetak dengan kualitas yang masih baik. Lebih banyak pixel berarti gambar akan lebih detail dan tajam. Karena itu, lebih baik menggunkan resolusi tinggi saat memotret untuk alasan sederhana karena anda bias mengecilkan resolusi foto dengan software editing  foto, tapi anda tidak dapat membuatnya lebih besar tetapi tetap mempertahankan kualitas gambar aslinya. Seberapapun banyaknya megapixel yang anda gunakan, pixel akan mulai terlihat saat gambar di perbesar atau dikenal sebagai pixelization. Namun, kmera digital sekarang ini memiliki resolusi sampai 10 juta pixel, dan kualitas gambar bias tetap tajam saat di cetakatau di perbesar sampai ukuran A3 atau lebih.

Sensor



Pusat dari kamera digital adalah image sensor. Sensor adalah chip silikon. Yang paling banyak di gunakan dalam kamera DSLR adalah charge coupled device (CCD) dan complementary metal oxide semiconductor (cmos). Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, namun bekerja dengan cara yang serupa dan dapat menghasilkan hasil yang sempurna.

  
Image sensor memiliki jutaan diode fofosensitif di permukaanya, dinamakan photosites, yang setiap satuanya menangkap satu pixel. Photosites ini biasanya disusun berbaris dalam chip dan hanya sensitif terhadap cahaya monochromatic. Karenanya, untuk menampilkan warna, kebanyakan dari image sensor dilapisi dengan bayer mosaic, yang memfilter cahaya menjadi merah,hijau,dan biru. Setiap diode membaca jumlahcahaya yang mengenai saat exposure, dan kemudian menghitungdan mengonversikannya menjadi angka digital. Angkaini mempresetasikan terangnya dan warna dari satu single pixel. Informasi ini kemudian dikonversikan dalam sinyakl elektrik dan isinya di proses baris demi baris untuk merekonstruksi gambar.

Sensor DSLR





sumber foto : google.com